Ca mammae pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah carcinoma serviks uteri. Kurva insiden usia bergerak tinggi sejak usia 30 tahun. Kanker jarang ditemukan pada usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertambahan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (cancer). lihat selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518495/CANCERPAYUDARA.doc.html
Minggu, 05 Februari 2012
ca cervik
Keadaan dimana sel-sel neolpastik terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan pra kanker lain yang tidak sampai meligatkan seluruh lapisan epitel serviks disebut displasia yang dibagi menjadi ringan, sedang dan berat. Displasia adalah neoplasia servikal intraepitelial (CIN), tingkatannya adalah CIN 1 (displasia ringan ) CIN 2 (displasia sedang) dan CIN 3 (displasia berat dan karsinoma in situ). lihat selengkapnya di ;
http://www.ziddu.com/download/18518494/CaCervik.doc.html
http://www.ziddu.com/download/18518494/CaCervik.doc.html
BRONKIOLITIS
Bronkiolitis dibagi menjadi 2 yaitu ; bronkiolitis akut dan bronkiolitis obliterans.
Bronkiolitis akut merupakan penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sering ditemukan pada bayi – bayi, terjadi akibat obstruksi pada saluran nafas kecil – kecil. Penyakit ini terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dengan puncak kejadian pada usia kira – kira 6 bulan dan di berbagai daerah penyakit ini merupakan penyebab perawatan rumah sakit pada bayi - bayi.
lihat selengkapnya di : http://www.ziddu.com/download/18518496/BRONKIOLITIS.doc.html
Bronkiolitis akut merupakan penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sering ditemukan pada bayi – bayi, terjadi akibat obstruksi pada saluran nafas kecil – kecil. Penyakit ini terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dengan puncak kejadian pada usia kira – kira 6 bulan dan di berbagai daerah penyakit ini merupakan penyebab perawatan rumah sakit pada bayi - bayi.
lihat selengkapnya di : http://www.ziddu.com/download/18518496/BRONKIOLITIS.doc.html
ATRESIA ANI
Atresia ani termasuk dalam beberapa bentuk dari malformasi anorektal. Malformasi ini merupakan hal yang biasa terjadi sebagai malformasi kongenital yang disebabkan oleh perkembangan yang tidak normal. Insidensi minor abnormalitas terjadi sekitar 1:500 per kelahiran hidup dan insidensi mayor anomali sekitar 1:5000 kelahiran hidup. lihat selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518498/ATRESIAANI.doc.html
http://www.ziddu.com/download/18518498/ATRESIAANI.doc.html
ASMA BRONKIAL PADA ANAK
Asma Bronkial adalah penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktivitas (hiperaktivitas) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan menifetasi klinis berupa penyempitan saluran nafas yang menyeluruh.
LIHAT selengkapnya di : http://www.ziddu.com/download/18518497/asmabronkialpdanak.doc.html
LIHAT selengkapnya di : http://www.ziddu.com/download/18518497/asmabronkialpdanak.doc.html
EMFISEMA
Emfisema adalah perubahan anatomis paremkim paru yang biasanya ditandai dengan perbesaran alveolus dan duktus alveolaris serta destruksi dinding alveolus (Price). LIHAT SELENGKAPNYA DI:
http://www.ziddu.com/download/18518428/EMFISEMA.doc.html
http://www.ziddu.com/download/18518428/EMFISEMA.doc.html
Diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi yang mungkin muncul :
lihat selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518427/ASKEPDM.doc.html
http://www.ziddu.com/download/18518427/ASKEPDM.doc.html
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Sedang Laserasi kornea adalah ulkus yang dalam (Mansjoer, A. et all, 1999). lihat selangkapnya di ;
http://www.ziddu.com/download/18518426/LAPORANPENDAHULUANaskeptraumapadakornea.doc.html
Sedang Laserasi kornea adalah ulkus yang dalam (Mansjoer, A. et all, 1999). lihat selangkapnya di ;
http://www.ziddu.com/download/18518426/LAPORANPENDAHULUANaskeptraumapadakornea.doc.html
LAMINEKTOMI
Laminektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran dan atau pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki luka pada spinal.
lihat selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518425/LAMINEKTOMI.doc.html
lihat selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518425/LAMINEKTOMI.doc.html
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus. selengkapnya di :
http://www.ziddu.com/download/18518367/ASUHANKEPERAWATANANAKdggangguanDHF.doc.html
http://www.ziddu.com/download/18518367/ASUHANKEPERAWATANANAKdggangguanDHF.doc.html
Rabu, 01 Februari 2012
Manfaat vitamin c
sebagai antioksidan. Stress, rposes metabolisme tubh serta lingkungan yang tercemar menyebabkna timbulnya molekul oksigen yang tidak stabil, yang dimakan radikal bebas. Radikal bebas dapat menjadi musuh bagi kulit tubuh. Kulit, sebagai lapisan terluar tubuh, adalah bagian yang palling rentan terhadap kerja radikal bebas. Penggunaan vitamin c dalam dosis memadai dapat menetralisais radikal bebas tersebut. Dengan kata lain, vitamin c inilah yang dapat mencegah atau mengendalikan problem kulit.
Penghasil kolegan dan elastin. Makin tua usia, produksi elastin dan kolagen makin berkurang. Saat kolagen menipis, kulit menjadi kendur, berkerut, dan penuh guratan. Dalam hal ini, vitamin c berperan mempercepat proses regenerasi sel serabut kolagen dan elsatin.dengan demikian elastisitas kulit akan terjaga sehingga kulit akan tampak kencang dan kenyal. Perawatan dengan vitamin c secara teratur juga dapat mencegah pernaan dini yang ditandiai dengan timbulnya kerut2 halus seputar mata, dahi, dan mulut. Penelitian klinis membuktikan bahwa vitamin c dapat meningkatkan kekenyalan kulit sekitar 50% dalam waktu dua minggu dan menghilangkan kerutan halus sekitar 85% dalam waktu 3 bulan.
Menghambat pigmentasi dan vlek. Pigmentasi disebabkan oleh adanya enzim tiroksinase. Karena adanya vitami c, pigmen yang dihaslikan oleh enzim tadi menjadi berkurang jumlahnya atau warnyanya lebih pudar (hampir tidak tampak). Penggunaan vitamin c baru dapat memberi hasil optimal jika digabung dengan senyawa hydroquinone dan asam glikolat. Biasanya, bahan tersebut sudah tersedia dalam produk-produk kosmetik yang banyak beredar di pasaran.
Penghasil kolegan dan elastin. Makin tua usia, produksi elastin dan kolagen makin berkurang. Saat kolagen menipis, kulit menjadi kendur, berkerut, dan penuh guratan. Dalam hal ini, vitamin c berperan mempercepat proses regenerasi sel serabut kolagen dan elsatin.dengan demikian elastisitas kulit akan terjaga sehingga kulit akan tampak kencang dan kenyal. Perawatan dengan vitamin c secara teratur juga dapat mencegah pernaan dini yang ditandiai dengan timbulnya kerut2 halus seputar mata, dahi, dan mulut. Penelitian klinis membuktikan bahwa vitamin c dapat meningkatkan kekenyalan kulit sekitar 50% dalam waktu dua minggu dan menghilangkan kerutan halus sekitar 85% dalam waktu 3 bulan.
Menghambat pigmentasi dan vlek. Pigmentasi disebabkan oleh adanya enzim tiroksinase. Karena adanya vitami c, pigmen yang dihaslikan oleh enzim tadi menjadi berkurang jumlahnya atau warnyanya lebih pudar (hampir tidak tampak). Penggunaan vitamin c baru dapat memberi hasil optimal jika digabung dengan senyawa hydroquinone dan asam glikolat. Biasanya, bahan tersebut sudah tersedia dalam produk-produk kosmetik yang banyak beredar di pasaran.
Perubahan eliminasi usus : Konstipasi
Perubahan eliminasi usus : Konstipasi
Definisi :
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering.
Faktor yang berhubungan
Patofisiologis
Berhubungan dengan kelainan inervasi, otot- otot dasar pelvis lemah, dan imobilisasi :
Lesi medula spinalis
Cedera medula spinal
Spina bipida
Demensia
Cedera serebrovaskular (CSV, stroke)
Penyakit neurologis
Berhubungan dengan penurunan kecepatan metabolisme :
Obesitas
Diabetik neuropatik
Uremia
Hipotiroidisme
Hiperparatiroidisme
Berhubungan dengan penurunan peristaltik :
Hipoksia (jantung, pulmoner)
Tindakan
Berhubungan dengan efek samping (khusus) :
Antasida Alumunium
Anestetik Aspirin
Zat besi Fenotiasine
Barium Kalsium
Antikolinergik Diuretik
Narkotik Agen Antiparkinson
Situasional
Berhubungan dengan penurunan peristaltis
Imobilisasi
Kehamilan
Stress
Kurang latihan
Berhubungan dengan ketitakteraturan pola eliminasi
Berhubungan dengan takut akan nyeri
Berhubungan dengan masukan cairan takadekuat
Data mayor
Frekwensi menurun
Feses keras, kering
Mengejan saat mengeluarkan feses
Distensi abdomen
Data minor
Tekanan pada rektal
Sakit kepala, nafsu makan menurun
Nyeri abdomen
Kriteria hasil
Individu akan :
1. Menjelaskan program terapeutik defekasi
2. melaporkan atau memperlihatkan peningkatan eliminasi usus
3. menjelaskan rasional dari intervensi
Intervensi
1. Ajarkan pentingnya keseimbangan diet
a. Tinjau daftar makanan yang banyak mengandung bulk
- Buah-buahan segar berkulit
- Sekam
- Kacang-kacangan
- Roti dan sereal
- Buah-buahan dan sayuran yang dimasak
- Jus buah
b. Termasuk hampir 800 gr buah-buahan dan sayuran untuk defekasi normal setiap hari
c. Secara bertahap tingkatkan makanan berserat
d. Anjurkan masukan cairan 2 liter (8-10 gelas) kecuali terdapat kontraindikasi
e. Anjurkan minum segelas air hangat 30 menit sebelum sarapan pagi yang dapat merangsang pengeluaran feses.
f. Tetapkan waktu eliminasi yang teratur
g. Bantu individu untuk berposisi normal agak jongkok untuk memungkinkan penggunaan optimum otot-otot abdomen dan efek gaya gravitasi.
h. Ajarkan cara untuk memasase dengan ringan di abdomen bagian bawah ketika sedang di toilet
i. Jika terjadi pengerasan feses, masukan minyak mineral hangat dan biarkan selama 20-30 menit. Gunakan sarung tangan yang diberi pelumas dengan baik, pecahkan feses yang keras dan buang pecahan-pecahannya. Pantau terhadap stimulasi vagal (pening, nadi melemah)
j. Jelaskan bahaya penggunaan laksatif dan enema.
Perubahan eliminasi usus :
Diare
Definisi :
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk.
Faktor yang berhubungan :
Patofisiologis :
Berhubungan dengan malabsorpsi, atau inflamasi
Kwarsiorkor
Gastritis
Ulkus peptikum
Penyakit Crohn’s
Kanker kolon
Spastis kolon
Diverkulitis
Kolitis ulserativa
Berhubungan dengan defisiensi laksatase
Berhubungan dengan peningkatan peristaltis
Kecepatan metabolik (hipertiroidisme)
Berhubungan dengan proses infeksi
Disentri
Kolera
Malaria
Typhoid
Hepatitis infeksiosa
Berhubungan dengan sekresi lemak yang berlebihan dalam feses :
Disfungsi hepar
Berhubungan dengan inflamasi dan ulserasi dari mukosa gastrointestinal :
Tingginya pembuangan tingginya kadar pembuangan
Tindakan :
Berhubungan dengan malabsorpsi atau inflamasi
Intervensi operasi pada usus
Berhubungan dengan efek samping dari
(khusus) :
Agen tiroid
Antasida
Laksatif
Pelunak feses
Antibiotik
Agen kemoterapi kanker
Berhubungan dengan tingginya pelarut dalam makanan enteral
Situasional (personal, lingkungan)
Berhubungan dengan stres atau ansietas
Berhubungan dengan makanan yang mengiritasi (buah-buahan, sereal)
Berhubungan dengan perjalanan jauh
Berhubungan dengan perubahan bakteri dalam air
Berhubungan dengan bakteri, virus, atau parasit yang tidak ada daya imunnya
Berhubungan dengan peningkatan konsumsi kafein
Maturisional
Bayi
Berhubungan dengan air susu (ibu, formula)
Data mayor :
Feses lunak, cair dan atau
Peningkatan frekwensi defekasi
Data minor :
Dorongan
Nyeri abdomen
Frekwensi bising usus meningkat
Peningkatan dalam keenceran atau volume feses
Kriteria hasil :
Klien akan :
1. Menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi jika mengetahuinya.
2. Menjelaskan rasional dari intervensi
3. melaporkan diare berkurang
Intervensi :
1. Kaji faktor-faktor penyebab/yang mempengaruhi : makanan perselang, makanan terkontaminasi, perjalanan keluar negeri.
2. Kurangi diare
a. Hentikan makanan padat
b. Hentikan pemberian susu formula
c. Hindari produk susu, lemak, buah-buahan, sayur-sayuran.
3. Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine.
4. Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (air daging)
5. hati-hati terhadap penggunaan cairan yang sangat panas atau dingin.
6. Jelaskan pada klien dan orang terdekat tentang intervensi yang perlu dilakukan untuk pencegahan mendatang.
7. Jika berhubungan dengan makanan perselang :
a. Ganti selang pada pemberian selanjutnya.
b. Berikan lebih lambat bila terjadi tanda-tanda intoleransi
c. Jika diinginkan, hangatkan didalam air hangat sampai mencapai suhu ruang.
d. Encerkan makanan bila terlalu kental.
e. Ikuti makanan perselang dengan jumlah air yang telah ditentukan untuk menjamin rehidrasi.
8. Ajarkan tindakan pencegahan yang harus dilakukan bila melakukan perjalanan keluar negeri.
a. Hindari makanan yang disajikan dingin, salad, susu, keju.
b. Minum-minuman yang mengandung karbonat atau minuman botol.
c. Kupas buah-buahan dan sayuran segar.
9. Jelaskan cara untuk mencegah penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan yang tepat, memasak, dan menangani makanan).
sumber : http://nursingart.blogspot.com/2008/08/perubahan-eliminasi-usus-konstipasi.html
Definisi :
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering.
Faktor yang berhubungan
Patofisiologis
Berhubungan dengan kelainan inervasi, otot- otot dasar pelvis lemah, dan imobilisasi :
Lesi medula spinalis
Cedera medula spinal
Spina bipida
Demensia
Cedera serebrovaskular (CSV, stroke)
Penyakit neurologis
Berhubungan dengan penurunan kecepatan metabolisme :
Obesitas
Diabetik neuropatik
Uremia
Hipotiroidisme
Hiperparatiroidisme
Berhubungan dengan penurunan peristaltik :
Hipoksia (jantung, pulmoner)
Tindakan
Berhubungan dengan efek samping (khusus) :
Antasida Alumunium
Anestetik Aspirin
Zat besi Fenotiasine
Barium Kalsium
Antikolinergik Diuretik
Narkotik Agen Antiparkinson
Situasional
Berhubungan dengan penurunan peristaltis
Imobilisasi
Kehamilan
Stress
Kurang latihan
Berhubungan dengan ketitakteraturan pola eliminasi
Berhubungan dengan takut akan nyeri
Berhubungan dengan masukan cairan takadekuat
Data mayor
Frekwensi menurun
Feses keras, kering
Mengejan saat mengeluarkan feses
Distensi abdomen
Data minor
Tekanan pada rektal
Sakit kepala, nafsu makan menurun
Nyeri abdomen
Kriteria hasil
Individu akan :
1. Menjelaskan program terapeutik defekasi
2. melaporkan atau memperlihatkan peningkatan eliminasi usus
3. menjelaskan rasional dari intervensi
Intervensi
1. Ajarkan pentingnya keseimbangan diet
a. Tinjau daftar makanan yang banyak mengandung bulk
- Buah-buahan segar berkulit
- Sekam
- Kacang-kacangan
- Roti dan sereal
- Buah-buahan dan sayuran yang dimasak
- Jus buah
b. Termasuk hampir 800 gr buah-buahan dan sayuran untuk defekasi normal setiap hari
c. Secara bertahap tingkatkan makanan berserat
d. Anjurkan masukan cairan 2 liter (8-10 gelas) kecuali terdapat kontraindikasi
e. Anjurkan minum segelas air hangat 30 menit sebelum sarapan pagi yang dapat merangsang pengeluaran feses.
f. Tetapkan waktu eliminasi yang teratur
g. Bantu individu untuk berposisi normal agak jongkok untuk memungkinkan penggunaan optimum otot-otot abdomen dan efek gaya gravitasi.
h. Ajarkan cara untuk memasase dengan ringan di abdomen bagian bawah ketika sedang di toilet
i. Jika terjadi pengerasan feses, masukan minyak mineral hangat dan biarkan selama 20-30 menit. Gunakan sarung tangan yang diberi pelumas dengan baik, pecahkan feses yang keras dan buang pecahan-pecahannya. Pantau terhadap stimulasi vagal (pening, nadi melemah)
j. Jelaskan bahaya penggunaan laksatif dan enema.
Perubahan eliminasi usus :
Diare
Definisi :
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk.
Faktor yang berhubungan :
Patofisiologis :
Berhubungan dengan malabsorpsi, atau inflamasi
Kwarsiorkor
Gastritis
Ulkus peptikum
Penyakit Crohn’s
Kanker kolon
Spastis kolon
Diverkulitis
Kolitis ulserativa
Berhubungan dengan defisiensi laksatase
Berhubungan dengan peningkatan peristaltis
Kecepatan metabolik (hipertiroidisme)
Berhubungan dengan proses infeksi
Disentri
Kolera
Malaria
Typhoid
Hepatitis infeksiosa
Berhubungan dengan sekresi lemak yang berlebihan dalam feses :
Disfungsi hepar
Berhubungan dengan inflamasi dan ulserasi dari mukosa gastrointestinal :
Tingginya pembuangan tingginya kadar pembuangan
Tindakan :
Berhubungan dengan malabsorpsi atau inflamasi
Intervensi operasi pada usus
Berhubungan dengan efek samping dari
(khusus) :
Agen tiroid
Antasida
Laksatif
Pelunak feses
Antibiotik
Agen kemoterapi kanker
Berhubungan dengan tingginya pelarut dalam makanan enteral
Situasional (personal, lingkungan)
Berhubungan dengan stres atau ansietas
Berhubungan dengan makanan yang mengiritasi (buah-buahan, sereal)
Berhubungan dengan perjalanan jauh
Berhubungan dengan perubahan bakteri dalam air
Berhubungan dengan bakteri, virus, atau parasit yang tidak ada daya imunnya
Berhubungan dengan peningkatan konsumsi kafein
Maturisional
Bayi
Berhubungan dengan air susu (ibu, formula)
Data mayor :
Feses lunak, cair dan atau
Peningkatan frekwensi defekasi
Data minor :
Dorongan
Nyeri abdomen
Frekwensi bising usus meningkat
Peningkatan dalam keenceran atau volume feses
Kriteria hasil :
Klien akan :
1. Menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi jika mengetahuinya.
2. Menjelaskan rasional dari intervensi
3. melaporkan diare berkurang
Intervensi :
1. Kaji faktor-faktor penyebab/yang mempengaruhi : makanan perselang, makanan terkontaminasi, perjalanan keluar negeri.
2. Kurangi diare
a. Hentikan makanan padat
b. Hentikan pemberian susu formula
c. Hindari produk susu, lemak, buah-buahan, sayur-sayuran.
3. Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine.
4. Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (air daging)
5. hati-hati terhadap penggunaan cairan yang sangat panas atau dingin.
6. Jelaskan pada klien dan orang terdekat tentang intervensi yang perlu dilakukan untuk pencegahan mendatang.
7. Jika berhubungan dengan makanan perselang :
a. Ganti selang pada pemberian selanjutnya.
b. Berikan lebih lambat bila terjadi tanda-tanda intoleransi
c. Jika diinginkan, hangatkan didalam air hangat sampai mencapai suhu ruang.
d. Encerkan makanan bila terlalu kental.
e. Ikuti makanan perselang dengan jumlah air yang telah ditentukan untuk menjamin rehidrasi.
8. Ajarkan tindakan pencegahan yang harus dilakukan bila melakukan perjalanan keluar negeri.
a. Hindari makanan yang disajikan dingin, salad, susu, keju.
b. Minum-minuman yang mengandung karbonat atau minuman botol.
c. Kupas buah-buahan dan sayuran segar.
9. Jelaskan cara untuk mencegah penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan yang tepat, memasak, dan menangani makanan).
sumber : http://nursingart.blogspot.com/2008/08/perubahan-eliminasi-usus-konstipasi.html
Langganan:
Komentar (Atom)
